Sabtu, 15 Oktober 2011

Beasiswa Q-ta, Gerakan Sedehana dan Nyata Q-ta

Sudah saatnya Q-ta berhenti beretorika, berteriak dan hanya memberikan ide tanpa gerakan nyata. Ya,Q-ta mulai bergerak nyata!.

Jika di postingan sebelumnya, Q-ta menuliskan tentang Gerakan kepedulian Pendidikan Terhadap pendidikan di Lebak Selatan. Gerakan yang di tujukan dengan adanya Blog dan fans page Penduli Pendidikan Lebak Selatan. Maka kali ini Q-ta aka share benar-benar melakukan gerakan nyata, walau sederhana tapi Q-ta berharap ini bermakna- khususnya bagi Q-ta.

Gerakan Q-ta

Gerakan nyata apa?. Sudah di awali dengan gerakan Seragam Q-ta yang di berikan ke beberapa orang. Sederhana, tapi kita berharap Gerakan seragam Q-ta itu akan terus berjalan setiap tahun. Memberikan seragam kepada siswa yang kurang mampu dan berprestasi. Seperti disinggung dalam postingan ini

Nah gerakan selanjutnya Q-ta berinama Beasiswa Q-ta. Sementara ini, gerakan Beasiswa Q-ta baru mampu memberikan beasiswa bulanan kepada berupa uang SPP.  Sebenarnya masih banyak mimpi Q-ta di dunia pendidikan di Lebak Selatan,  tapi bertahap karena kita percaya Mimpi yang besar itu berawal dari langkah yang kecil dan sederhana.


Gerakan Beasiswa Q-ta.  

Ketika liburan Idul Fitri kemarin, beberapa Q-ta bisa berkumpul bersama. Sesuatu yang special karena dalam beberapa bulan sebelumnya agak susah Q-ta berkumpul bersama dan bisa ngobrol bareng sahabat Q-ta yang ada di Jepang via YM. Dari hasil kumpul Q-ta, ada sesuatu yang menarik yaitu semangat Q-ta untuk bergerak nyata. Ya salah satunya Gerakan Beasiswa Q-ta.

Berawal dari pertemuan itu, Q-ta sepakat untuk membuat gerakan Beasiswa Q-ta.  Sebuah Gerakan kepedulian nyata dari Q-ta bersama untuk memberikan beasiswa secara berkesinambungan kepada siswa yang kurang mampu tapi berprestasi dan punya semangat untuk terus sekolah. Q-ta bersama menyadari arti pentingnya sekola dan pendidikan. 

Mimpinya sih bisa memberikan dan mencarikan beasiswa untuk warga lebak selatan untuk terus bisa tetap sekolah hingga pendidikan tinggi dan kemudian membangun kembali ke Lebak Selatan. Terutama bagi siswa yang kurang mampu, tapi berprestasi, mempunyai asa untuk terus belajar dan kepdulian terhadap Lebak Selatan. Mimpi besar Q-ta lainnya dibidang pendidikan tentu membangun sarana pendidikan yang lainnya seperti sekolah dll.  Dan sederet mimpi besar lainnya.


Q-ta every big dream start with small action. Maka kita memulia gerakan beasiswa Q-ta ini  dari hal yang kecil dan sederhana yaitu dengan memberikan beasiswa berupa SPP kepada beberapa siswa yang sudah Q-ta seleksi hingga ia lulus.

Q-ta sadar, Q-ta juga belum bisa menjadi apa-apa dan bukan siapa-siapa, tapi kalau tidak Q-ta mulai sekarang kapan lagi. Tanpa maksud menyobongkan diri tapi hanya sekedar ingin berbagi, seperti kata pepatan "Kesuksesan dibarengi dengan kesombongan adalah NOL, Kesuksesan dibarengi dengan Kerendahan hati dan Ikhlas berbagi terhadap sesama adalah SEMPURNA"

Peroses Gerakan Beasiswa Q-ta
Setelah disepakati untuk membuat Gerakan Beasiswa Q-ta, maka saatnya proses pencarian penerima beasiswa.Berikut beberapa photo selecsi penerima beasiswa.



















































Keterangan:
Photo 1 dan 2: Team Q-ta sedang melakukan proses seleksi yaitu interview
Photo 3 : Team Q-ta bersama tema-teman calon penerima. 

Ikut Bergabung dengan Gerakan Q-ta

Demikian baru itu yang bisa kita perbuat. masih sederhana sih, tapi kita percaya jika gerakan sederhana ini akan besar dan nyata jika dilakukan denga penuh kosistensi dan kepedulian bersama akan pendidikan. Jikalau teman-teman juga tertarik ikut peduli, yuks bisa melike fanspage Peduli Pendidikan Lebak Selatan    untuk mendapatkan update gerakan terbaru kita. Mungkin kalau berminat jadi Donatur bisa add fb Q-ta dan bisa langsung inbox :)

Sabtu, 10 September 2011

Q~ta Foundation Berikan Santunan Perdana

Pernahkah kita menyadari bahwa sedikit saja bantuan kita sangat berarti bagi mereka? Dengan semakin tingginya harga kebutuhan pokok di Negeri ini, semakin tinggi pula kocek yang harus disediakan sebuah keluarga untuk memperolah kehidupan yang memang layak. Sehingga beberapa dari Rakyat Negeri ini rela merantau ke Ibu Kota bahkan ke negeri tetangga hanya untuk mendapatkan kelayakan hidup bagi keluarganya. Tak peduli apa yang mereka kerjakan, tak peduli akan resiko kegagalan yang menyebabkan terlantarnya keluarga. Namun mereka tetap berusaha mencari selembar kertas yang katanya berharga itu.

Bukan menjadi berita yang baru bahwa untuk dapat bersekolah di Negeri ini sangat sulit. Dan kabarnya Pemerintah telah menggratiskan biaya sekolah dari mulai PAUD hingga tingkat SMP. Namun, Apakah itu sudah cukup? Sedangkan Standar Minimal tenaga kerja berpatokan pada lulusan SMA yang memang belum gratis.

Di satu Daerah di wilayah Banten Selatan pada khususnya, sangat banyak Keluarga yang tidak mampu membiayai Putra-putrinya hingga kejenjang Menengah Atas. Sehingga banyak sekali di daerah tersebut yang mampu mengenyam pendidikan hingga Menengah Pertama.

Firman Maulana, yang sering disapa Lanay menjadi target pertama Q~ta Foundation pada program Peduli Pendidikan lebak Selatan. Remaja yang lahir pada tanggal 26 Juni 1995 ini merupakan anak ke-5 dari 5 bersaudara, ia berencana melanjutkan sekolah di SMA N 1 Malingping Kelas Jauh di desa Sumber Waras.

Bagi Putra Almarhum Suardi ini, pendidikan gratis belum cukup meringankan beban keluarganya. Karena kebutuhan akan seragam & fasilitas belajar pribadi sering kali tidak masuk dalam daftar beasiswa pendidikan.

Pada program ini, Q~ta Foundation memberikan fasilitas sekolah berupa 1 potong baju seragam putih, 1 potong celana abu-abu, 1 potong celana hitam dan Ransel.

Gerakan nyata yang kami lakukan ini hanyalah gerakan kecil yang akan memberikan semangat juang pada masyarakat yang memiliki keinginan untuk maju dalam pendidikan. Semoga gerakan ini memberikan inspirasi bagi seluruh masyarakat yang peduli akan “Mereka”.

Jika Anda peduli pada “Mereka” dan ingin berbagi “keringat” dengan mereka. Kami siap memfasilitasi anda untuk menyalurkannya pada mereka yang membutukannya, terutama di Daerah Lebak selatan.

Silakan Kunjungi Fans page “Peduli Pendidikan Lebak Selatan” dan like Fans Pagenya untuk mendapatkan informasi dalam setiap gerakan. Atau anda bisa juga melayangkan pertanyaan pada kami via email sahabatqta@gmail.com.


Senin, 05 September 2011

Gerakan Peduli Pendidikan Lebak Selatan

Pendidikan adalah hak setiap manusia. Di Indonesia sendiri, hak mendapatkan pendidikan di diamanatkan dalam UU No 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional "Setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu". Bahkan pemerintah sudah mewajibkan dan menjamin wajib belajar 9 tahun bagi warga negara Indonesia.

Tugas pemerintah adalah menyediakan fasilitas dan memberikan kesempatan kepada warga negaranya untuk mengenyam pendidiikan dan menyadarkan masyarakat tentang pentingnya pendidikan. Karena seperti kata pepatah, maju mundurnya suatu bangsa tergantung dari pendidikannya .

Menyadarkan arti pentinya pendidikan tak sepenuhnya tugas pemerintah. Kita sebagai masyarakat juga punya andil untuk menyadarkan masyarakat lainnya tentang arti penting pendidikan dan bergerak nyata untuk memberikan kesempatan masayarakat mendapatkan pendidikan, terutama masyarakat masyarakat kurang mampu.

* * *
Beberapa bulan silam, seorang Guru yang mengajar di kelas jauh dari SMA Negeri 1 Malingping di desa Sumber Waras 'curhat' tentang masih rendahnya kesadaran akan pendidikan. Dia bercerita tentang susahnya mengajak dan mencari murid yang mau bersekolah disana. Padahal di SMA kelas jauh itu, pihak sekolah tak begitu membebankan soal biaya sekolah. Murid hanya cukup datang dan belajar.

Dia kemudian membandingkan dengan kondisi di Kampung Halamannya di daerah Jawa Tengah. Para orang tua rela menjual sawah dan mebanting tulang agar anaknya sekola setinggi-tinggi dan anaknyapun begitu bersemangat. Tapi sebaliknya di Malingping.. Miris

Ya, agak miris mendengar relitas itu. Tapi tak semua seperti di yang curhatkan diatas, ada banyak warga Malingping khususnya dan Lebak selatan Umumnya yang bersemangat mengenyam pendidikan, bahkan sampai ada yang keluar negeri. Terkadang ada pula yang bersemngat dan orangnya lumayan cerdas tapi terbentur oleh kemampuan ekonomi orang tuanya.

Selain tingkat kesadaran, keterbatasan fasilitas yang di berikan pemerintah Lebak untuk wilayah Lebak selatan masih sangat kurang. jangankan untuk wilayah lebak selatan, untuk seluruh wilayah Lebak saja hingga saat ini masih kekurangan 1.045 ruang kelas untuk sekolah dasar (SD)

***

Nah..haruskah kita tinggal diam? Sudah selayaknya kita warga lebak Selatan bergerak, menyadarkan masyarakat tentang arti penting pendidikan. Jika agak susah melalui dunia nyata, oleh karena ini era di digtal (era facebook), yuks kita mulai dari facebook. Bersama-sama kita mendukung gerakan Gerakan Peduli Pendidikan Lebak Selatan.

Caranya?, ya dengan me-like fans page Peduli Pendidikan Lebak Selatan. Sebarkan (share0 dan ajak teman-teman facebook kita untuk melike dan men-share tentang gerakan itu. dan jangan lupa sharing juga gagasan dan ide, cerita inspiratif dan pahit tentang pendidikan di lebak selatan. Yuks kita bergerak secara nyata.

Sabtu, 30 April 2011

Siapkah Menjadi Tuan di "Kampung" Sendiri?

Pemekaran, kata yang beberapa tahun belakangan berdentum keras di Lebak Selatan. Harapannya sudah jelas, yaitu menginginkan kesejahteraan dam pemerataan Pembangunan.

Pembentukan Kabupaten di Lebak Selatan atau Kabupaten Cilangkahan sudah menjurus ke harga mati. Artinya itu sebuah mimpi yang memang harus segera diwujudkan. Ya, mimpi yang selalu diidamkan oleh warga Lebak selatan lainnya.

Jika kelak mimpi itu terwujud, kabupaten Cilangkahan terbentuk, apakah pemekaran ini akan sesuai tujuan, memberikan kesejeahteraan dan pemerataan pembangunan? Jangan-jangan pemekaran ini hanya menguntungkan segelintir elite beserta golongan dan keluarganya saja tanpa menyentuh seluruh masayarakat Lebak Selatan.

Memang betul bahwa daerah Lebak Selatan adalah penyumbang APBD (Anggaran Pendapatan Belanja Daerah) terbesar ke kabupaten Lebak, walau saya tidak dapat memperoleh data yang pasti. Lebak Selatan memiliki begitu banyak potensi Sumber Daya Alam yang bisa di kembangkan. Bahkan sebagian daerah wisata di Lebak berada di wilayah Lebak Selatan.

Namun sudah siapkan warga Kabupaten Cilangkahan mengelola Sumber Daya Alam yang dimilikinya hingga kemudian menjadi tuan di kampung sendiri dan tidak hanya menyerahkannya pada orang luar. Kita hanya menjadi penonton yang seakan terlarut dalam uporia kemenangan pembantukan kabupaten Cilangkahan tanpa memikirkan pengembangan selanjutnya.

Apa langkah-langkah nyata masyarakat dan pemerintah untuk mengembangkan potensi-potensi lokal? Bagaimana dukungan pemerintah kabupaten baru terhardap para enterpreneur lokal, berupa pemodalah dan akses perizinan dan sebagainya secara merata tanpa lebih mementingkan orang dekat penguasa.

Dan bagaimana kepedulian Masayarakat yang berkeinginan menjadi enterpreneur dan melihat potensi Sumber Daya Alam. Jangan-jangan semua orang 'berebut' kue pemekaran saja dengan menempati posisi intansi pemerintahan dan PNS saja.

Ini jelas hanya sebuah pertanyaan saja dari saya, sebagai anak Lebak Selatan yang berharap pembentukan kabupaten itu segera terwujud dan ada tindaklanjut pemerataan pembangunan dan kesejahteraan. Serta kepedulian pemerintah dan masyarakatnya untuk mengembangkan potensi-potesi yang dimiliki Lebak Selatan dengan kekuatan sendiri. Sehingga kita menjadi Tuan di kampung sendiri.

Rabu, 20 April 2011

Indonesian Entrepreneur

Pada posting sebelumnya, kami menegaskan tentang pentingnya seorang Entrepreneur dalam suatu Negara, dan di Indonesia nampaknya hal tersebut belum begitu melekat kental dalam Nurani Bangsa.

Dapat kita katakan bahwa Negara ini sangat membutuhkan sekali seorang Entrepreneur, khususnya ialah Entrepreuneur dari golongan "Anak Bangsa". Ingat, "Anak Bangsa" bukan "Anak Bangsawan".

Dari beberapa perusahaan yang ada di Indonesia, Hampir semuanya merupakan perusahaan pimpinan kalangan Asing. Dalam pengertian bahwa perusahaan yang ada dimiliki oleh keturunan asing seperti dari china yang sering di sebut "ngkoh" (-Red).

Mengapa demikian, Coba perhatikan secara seksama dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya. Beberapa diantara CEO dari sebuah perusahaan besar merupakan didikan dari luar Negeri. Ini mencerminkan bahwa Sistem pendidikan di Negeri ini belum dapat dikatakan berhasil dalam mencetak CEO yang profesional.

Kata Profesional disini bukan berarti Ia mampu meraup keuntungan besar dalam perusahaannya, tapi lebih kepada profesionalisme dalam mengelola Perusahaan. Memberikan kesejahteraan untuk karyawannya serta mampu bersaing secara sehat dengan perusahaan luar. Inilah yang menyebabkan masyarakat indonesia banyak yang memilih menjadi seorang Pegawai Negeri Swasta (PNS) di bandingkan bekerja di perusahaan Swasta. karena yang dicari oleh mereka adalah suatu jaminan masa tua yang dapat memberikan kelayakan hidup bagi mereka.

Mau tau Bagaimana menjadi seorang Entrepreneur yang Baik? tunggu pada Postingan Berikutnya dalam pembahasan tentang "Entrepreneur"

Selasa, 12 April 2011

Be "ENTREPRENEUR"

"Kesuksesan Sebuah Negara tergantung dari berapa banyak jumlah Entrepreneur yang berada dalam Negera tersebut, minimal 2 % dari jumlah penduduk menjadi seorang Entrepreneur"

Kutipan di atas saya ambil dari sebuah talkshow dalam suatu acara pada salah satu stasiun Televisi di Indonesia pada hari Minggu tanggal 10 April 2011. Dalam pembicaraan tersebut sebenarnya pembahasannya bukan pada Entrepreneur-nya melainkan pada sistem perbankan syari'ah. Tapi yang menjadi menarik bagi penulis yaitu tentang kutipan di atas.

Pada kenyataannya, tidak lebih dari 0,18 % dari Jumlah Penduduk Indonesia memilih untuk menjadi Entrepreneur. Hal ini sangat menyedihkan jika dibandingkan dengan jumlah minimum entrepreneur yang seharusnya ada di sebuah Negara yaitu sebanyak 2 %. Sementara di negera-negara lain seperti di Singapura, jumlah Entrepreneur mencapai 7 %. Bahkan di Amerika Serikat jumlah tersebut mencapai 14 % pada abad ke-21.

Pendiri Universitas Ciputra Entrepreneurship Center (UCEC), Dr. Ir. Ciputra, mengatakan "Entrepreneur adalah ilmu tentang bagaimana menjadikan kehidupan lebih makmur. Dengan Entrepreneur, kita bisa merubah lingkungan yang tidak sehat menjadi sehat, barang yang tidak bernilai menjadi emas,"

Banyak faktor yang menyebabkan jumlah wirausaha kita minim. Ciputra mengatakan salah satu penyebabnya adalah sistem pendidikan yang hanya fokus pada penciptaan tenaga kerja, bukan menciptakan para entrepreneur handal. Setiap tahun, kata Ciputra, Indonesia menghasilkan 750 ribu sarjana menganggur, yang berarti menciptakan pengangguran intelektual.

Faktor lain penyebab rendahnya entreprenur, bisa saja karena dukungan pemerintah untuk pusat-pusat penelitian/riset yang menjadi cikal bakal tempat tumbuhnya wirausaha masih rendah. Bisa juga karena masalah kultural, misalnya karena posisi sebagai wirausaha itu tidak cukup prestise dibandingkan sebagai pegawai negeri. Menjadi orang merdeka tidak cukup menarik dibandingkan duduk manis di kantor menerima arahan atasan.

dikutip dari http://mybusinessblogging.com yang diterbitkan NOVEMBER 29, 2007 / 2:40 PM

Dari beberapa kesempatan, penulis sempat bertanya pada rekan-rekan penulis tentang keinginan mereka setelah lulus kuliah. dan 60 % memilih untuk menjadi pegawai Negeri 39 % memilih untuk jadi pegawai swasta dan sisanya menjadi pengusaha. Sungguh menyedihkan budaya ini. yang memberikan pemikiran bahwa yang penting dalam hidup ini bisa menyambung hidup kita sendiri dan tidak memikirkan orang lain. dan yang lebih menyedihkan lagi. Beberapa pengusaha di Indonesia hanya ingin menguntungkan dirinya pribadi dibandingkan memberikan kesejahteraan bagi pegawainya. Maka beberapa ribu warga Negara di Indonesia Lebih memilih terbang ke luar Negeri dan menjadi TKI di Negeri tetangga.

Dalam kasus lain, penulis merasa iba dengan Indonesia.
Ketika penulis memberikan pertanyaan pada beberapa anak usia Kanak-kanak tentang cita-citanya di masa mendatang. Dan jawaban mereka diantaranya menjadi Guru, Dokter, Pilot, dan Tentara. profesi tersebut merupakan profesi yang mengarah pada posisi sebagai pekerja. Pemikiran menjadi Entrepreneur selayaknya harus mulai di tanamkan pada Anak Indonesia sejak dini. Memberikan arahan pada Anak Bangsa untuk memulai menjadi Entrepreneur bukan menjadi pekerja. dan pertanyaan setiap guru jangan terlalu mengarah pada cita-cita yang menjurus pada kata bekerja. tapi arahkanlah Anak-anak Negeri Ini pada sebuah titik dimana mereka dapat berfikir untuk menjadi seorang Anak yang kreatif yang akan menjadi pemimpin dari sebuah perusahaan.
 
 
Copyright © dari Q-ta untuk Semua
Blogger Theme by BloggerThemes Design by Diovo.com