Selasa, 12 April 2011

Be "ENTREPRENEUR"

"Kesuksesan Sebuah Negara tergantung dari berapa banyak jumlah Entrepreneur yang berada dalam Negera tersebut, minimal 2 % dari jumlah penduduk menjadi seorang Entrepreneur"

Kutipan di atas saya ambil dari sebuah talkshow dalam suatu acara pada salah satu stasiun Televisi di Indonesia pada hari Minggu tanggal 10 April 2011. Dalam pembicaraan tersebut sebenarnya pembahasannya bukan pada Entrepreneur-nya melainkan pada sistem perbankan syari'ah. Tapi yang menjadi menarik bagi penulis yaitu tentang kutipan di atas.

Pada kenyataannya, tidak lebih dari 0,18 % dari Jumlah Penduduk Indonesia memilih untuk menjadi Entrepreneur. Hal ini sangat menyedihkan jika dibandingkan dengan jumlah minimum entrepreneur yang seharusnya ada di sebuah Negara yaitu sebanyak 2 %. Sementara di negera-negara lain seperti di Singapura, jumlah Entrepreneur mencapai 7 %. Bahkan di Amerika Serikat jumlah tersebut mencapai 14 % pada abad ke-21.

Pendiri Universitas Ciputra Entrepreneurship Center (UCEC), Dr. Ir. Ciputra, mengatakan "Entrepreneur adalah ilmu tentang bagaimana menjadikan kehidupan lebih makmur. Dengan Entrepreneur, kita bisa merubah lingkungan yang tidak sehat menjadi sehat, barang yang tidak bernilai menjadi emas,"

Banyak faktor yang menyebabkan jumlah wirausaha kita minim. Ciputra mengatakan salah satu penyebabnya adalah sistem pendidikan yang hanya fokus pada penciptaan tenaga kerja, bukan menciptakan para entrepreneur handal. Setiap tahun, kata Ciputra, Indonesia menghasilkan 750 ribu sarjana menganggur, yang berarti menciptakan pengangguran intelektual.

Faktor lain penyebab rendahnya entreprenur, bisa saja karena dukungan pemerintah untuk pusat-pusat penelitian/riset yang menjadi cikal bakal tempat tumbuhnya wirausaha masih rendah. Bisa juga karena masalah kultural, misalnya karena posisi sebagai wirausaha itu tidak cukup prestise dibandingkan sebagai pegawai negeri. Menjadi orang merdeka tidak cukup menarik dibandingkan duduk manis di kantor menerima arahan atasan.

dikutip dari http://mybusinessblogging.com yang diterbitkan NOVEMBER 29, 2007 / 2:40 PM

Dari beberapa kesempatan, penulis sempat bertanya pada rekan-rekan penulis tentang keinginan mereka setelah lulus kuliah. dan 60 % memilih untuk menjadi pegawai Negeri 39 % memilih untuk jadi pegawai swasta dan sisanya menjadi pengusaha. Sungguh menyedihkan budaya ini. yang memberikan pemikiran bahwa yang penting dalam hidup ini bisa menyambung hidup kita sendiri dan tidak memikirkan orang lain. dan yang lebih menyedihkan lagi. Beberapa pengusaha di Indonesia hanya ingin menguntungkan dirinya pribadi dibandingkan memberikan kesejahteraan bagi pegawainya. Maka beberapa ribu warga Negara di Indonesia Lebih memilih terbang ke luar Negeri dan menjadi TKI di Negeri tetangga.

Dalam kasus lain, penulis merasa iba dengan Indonesia.
Ketika penulis memberikan pertanyaan pada beberapa anak usia Kanak-kanak tentang cita-citanya di masa mendatang. Dan jawaban mereka diantaranya menjadi Guru, Dokter, Pilot, dan Tentara. profesi tersebut merupakan profesi yang mengarah pada posisi sebagai pekerja. Pemikiran menjadi Entrepreneur selayaknya harus mulai di tanamkan pada Anak Indonesia sejak dini. Memberikan arahan pada Anak Bangsa untuk memulai menjadi Entrepreneur bukan menjadi pekerja. dan pertanyaan setiap guru jangan terlalu mengarah pada cita-cita yang menjurus pada kata bekerja. tapi arahkanlah Anak-anak Negeri Ini pada sebuah titik dimana mereka dapat berfikir untuk menjadi seorang Anak yang kreatif yang akan menjadi pemimpin dari sebuah perusahaan.

0 komentar:

Posting Komentar

 
 
Copyright © dari Q-ta untuk Semua
Blogger Theme by BloggerThemes Design by Diovo.com